20/03/11

Submodality

Apa itu submodality? Bagaimana cara memanfaatkan submodality untuk mendapatkan hasil yang diinginkan ?

kita semua tahu manusia memiliki 5 indera, yaitu penglihatan (mata), pendengaran (telinga), peraba/perasa (kulit), pengecap (lidah) dan penciuman (hidung). Dan semua indera itu berhubungan dengan otak melalui saraf. Dari indera, lalu ditangkap oleh saraf sensorik dan diteruskan ke otak. Sampai di otak, oleh otak kita hasil tangkapan itu diterjemahkan atau direpresentasikan dalam bentuk gambar, bau-bauan, suara, rasa di kulit dan rasa di lidah.

Jika dikategorikan maka seperti ini :
  • Penglihatan (visual) > Gambar
  • Pendengaran (auditory) > Suara
  • Penciuman (olfactory) > bau
  • Peraba/perasa (Kinesthetic) > rasa di kulit
  • Pengecap (gustatory) > Rasa di lidah


    Nah yang disebut sebagai submodality adalah parameter yang membentuk representasi dari otak tersebut. Misal : Visual, representasinya gambar, submodalitynya : berwarna atau hitam putih, terang atau gelap, warna dominan, 2 dimensi atau 3 dimensi, dll. Auditory, representasinya suara, submodalitynya : volume suaranya keras atau lembut, temponya cepat atau lambat, dll.

    Pertanyaan yang biasanya diajukan :
    •  Gambar - Gambarnya terang atau gelap ? Berwarna atau hitam putih ? Ada berapa jumlah warnanya ? Gambarnya fokus atau kabur ?
    • Suara - Suaranya keras atau lembut ? Jaraknya jauh atau dekat ? Dari mana asal suara tersebut ? Suaranya jelas atau samar-samar.
    • Pengaruh pada tubuh - Halus atau kasar ? intensitas terasanya seperti apa ? panas atau dingin ? tekanan ? keras atau lembut ?

    Salah satu FR penggunaan NLP memanfaatkan Submodality
    Penjaga Warung (PW): “Wah lagi nulis apa ini mas?”
    ZEKLEXZ (ZX): “bikin artikel buat website. Gimana kabar kamu?”
    PW: “Wah, lagi pusing. Banyak masalah”
    ZX: “Berapa?”
    PW: “hmmmmm…. satu sih……, tapi masih kepikiran…. jd kayaknya banyak banget, sudah selesai sebenarnya, tapi masih kepikiran, mau melupakan tapi susah”
    ZX: “Ok, sekarang kamu alami lagi deh masalah itu, boleh tutup mata boleh nggak”
    perlahan Penjaga warung itu menutup matanya.
    ZX: “Apakah kamu sudah mengalaminya dengan jelas?”
    PW: “Sudah mas”
    ZX: “Ada gambarnya?”
    PW: “Ada mas”
    ZX: “Bergerak atau diam?”
    PW: “Bergerak mas”
    ZX: “Berwarna atau hitam-putih?”
    PW: “Berwarna mas”
    ZX: “ada bingkainya atau nggak?”
    PW: “nggak ada mas”
    ZX: “Ada suaranya?”
    PW: “Ada mas, suara orang”
    ZX: “darimana arahnya?”
    PW: “dari samping kanan”
    ZX: “Ada yang kamu rasakan di kulit kamu?”
    PW: “nggak ada mas”
    ZX: “Sekarang gambar yang tadinya bergerak jadikan diam. seperti foto lalu kasih pigura”
    PW diam sejenak.
    PW: “Sudah mas”
    ZX: “Sekarang jadikan Hitam putih seperti Fotokopi”
    PW: “Sudah mas”
    ZX: “Sekarang kasih lagu “Si Unyil”
    Sambil saya mendendangkan lagu “Si Unyil”
    PW: “Sudah mas”
    ZX: “Jadikan musik itu muncul dari berbagai arah”
    PW: “Sudah mas”
    ZX: “Sekarang jauhkan gambar itu diiringi lagu “Si Unyil”
    ZX: “Semakin jauh……….semakin jauh…… semakin kecil…… semakin tidak terlihat……”
    ZX: ” Sekarang berapa jauh gambar itu dari kamu?”
    PW: “Jauh banget mas, ga tau berapa kilometer.”
    ZX: “Tindih gambarnya dengan Gunung yang sangat besar….”
    ZX: “Sudah?”
    PW: “Sudah mas”
    ZX: “Sekarang jauhkan gambar gunungnya, semakin jauh……….. semakin jauh……………. dan semakin jauh……………”
    PW: “Sudah mas”
    ZX: “Sekarang berapa jauh gunung itu dari kamu?”
    PW: “Jauh banget mas…… hampir nggak kelihatan…”
    lalu saya normalkan kembali ke kesadarannya, lalu Break-State dengan meminta tambah kopi lagi. hehehehe…..
    Setelah PW menyajikan kopi buat saya, saya bertanya:
    ZX: “Eh… tadi mau ngomongi masalah apa?”
    PW kebingungan dan bertanya:
    PW: “Hah..? masalah? yang mana mas? emang tadi ada yang bikin masalah?”
    ZX: “Hahahah…. nggak kok. masalahnya dah ketindih gunung dari antah berantah”

    Sumber: Kaskus.us

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar